TUHAN TAK PERLU DI BELA
Disana, diantara kehidupan dan kematian, aku duduk merenung. Aku merenungi pergulatan dan pergolakan yang tak pernah terselesaikan. Kemarin, aku mendapat kabar bahwa sebuah bangunan tua yang menjadi tempat bernaung para manusia telah hancur –terjadi peristiwa mengerikan yang menimpa tempat itu.
Saat itu terdengar riuh
suara melayang dilangit senja, bakar, bakar, bakar, teriak beberapa pemuda yang
sudah siap membawa minyak tanah dan bensin, ditangannya juga sudah ada obor
yang menyala. Mereka begitu bersemangat, bagaikan sekumpulan orang yang sedang
merayakan hari kemenangan. Dan, mereka langsung
menyirami bangunan itu dengan minyak dan bensin. Lalu, ada seorang diantara
mereka melemparkan api ke dalam bangunan
yang sudah dibasahi minyak dan bensin. Api membara, panas pun mulai terasa, dan
asap mulai melambung meracuni udara. Sore itu langit menjadi gelap, hanya
kobaran api yang terlihat. Mereka bersorak, menari-nari sambil memuji Tuhannya.
Esoknya, ditempat yang
berbeda juga terjadi kejadian serupa. Sekumpulan pemuda membawa minyak dan
bensin menghampiri sebuah bangunan suci. Mereka menuntut balas atas kejadian
yang menimpa saudaranya disana. Mereka membawa obor dan minyak. Semangatanya
berapi-api. Tak ada seorang pun yang mampu menghalangi mereka. Dan, api mulai
terlihat, perlahan tapi pasti. Mereka pun bergembira.
Sungguh, aku dibuat
bingung oleh tingkahnya. Apakah sudah semestinya seperti itu: mengganjar suatu
dosa dengan dosa yang lebih besar. Apakah menentang kejahatan dengan kejahatan
yang lebih serius, dan meratap, “Inikah keadilan?” Ah, pikiran-pikiran itu
selalu menghantuiku.
***
Hei, kau! Kenapa masih
saja suka berdebat dan ribut tentang Tuhan yang satu? Apa yang membuatmu senang
dengan hal-hal yang sia-sia itu? kau mengaku ber-Tuhan, tapi perbuatanmu tidak
menunjukannya. Sifat dan sikapmu jauh dari apa yang dikehendaki Tuhan. Setiap
yang berbeda dengan kepercayaanmu, kau anggap salah. Apa kau ingin dianggap
paling benar, hebat, dan pintar? Tidak, ku rasa kau hanya sedang butuh eksistensi.
Coba kau tengok lagi masa
silam, sudah berapa banyak darah yang tertumpah, anak yang menjadi yatim, istri
yang menjanda, orang tua yang kehilangan anaknya, harta yang habis dibakar, dan
penderitaan-penderitaan lainnya akibat permusahan atas nama Tuhan. Tidakkah kau jenuh dengan semua itu?. Saat ini
bukan masanya lagi untuk mengulang sejarah—perang— yang telah lalu.
Pembakaran yang kemarin
kau lakukan itu menunjukan bahwa kau jauh dari sifat Tuhan –pengasih dan
penyayang— dan aksi itu lebih dekat dengan nafsu syetan yang ada dalam dirimu.
Kau, kau, dan kau, sudah sangat jauh keluar batas. Kita hidup di dunia ini
dengan segala perbedaan.
Tentang kepercayaan, kau
boleh saja memanggil Tuhanmu dengan sebutan YAHWEH, ALLAH, BRAHMAN, ROH KUDUS,
dll. Tapi satu hal yang mesti kau ingat. Tuhan itu tetap satu, hanya nama dan
penyebutannya saja yang berbeda.
Kau juga harus mengerti,
semua perbedaan yang terjadi di dunia atas kehendak-Nya. Tak perlu kau ributkan
segala perbedaan yang terjadi. Kau hanya perlu berjalan dengan perbedaan yang
ada untuk menuju satu kedamaian sejati. Bukan malah kau ributkan perbedaan.
"Mungkin kau belum benar-benar ber-Tuhan", menurutku. Seandainya kau faham dan kau memang sudah mengenal Tuhanmu itu, aku yakin, kau tak akan seperti ini.
Dan, Tuhan tidak perlu dibela! Dia mutlak adanya. Tak ada sesuatu pun yang dapat melukainya. Kau tenang saja. Tidak perlu kau mengatas-namakan Tuhan lalu melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Tuhan tidak perlu dibela, ingat itu!
Di dunia ini, kau hanya
perlu menjalankan ajaran sesuai dengan kehendak yang Tuhan inginkan—tapi
menurutku, Tuhan tidak pernah menginginkan sesuatu dari para makhluknya; karena
memang Dia tak butuh sesuatu. Jika kau melakukan kebaikan maka tak ada pengaruhnya
bagi Tuhan, begitu juga dengan kejahatan, tak ada pengaruh bagi-Nya. Memang Dia
ingin di kenal, maka dia menciptakan makhluk. Selebihnya, aku rasa tak ada,
Tuhan tidak pernah butuh dengan makhluk— Tuhan tak butuh kau bela!
Tak perlu, tak perlu, dan tak perlu kau bela. Tuhan Kuasa atas segala sesuatu. Dia adalah awal dan akhir. Keadilannya meliputi segala hal yang ada di atas langit dan bumi. Dan, "Tuhan tidak perlu kau bela." Camkan itu!
Komentar
Posting Komentar