THE LAST KING OF THE WORLD



Kehidupan di dunia semakin mengkhawatirkan! “teriak salah seorang musafir di atas sebuah puncak penderitaan.” Sang penghancur bermata satu telah datang bersama dengan seluruh pasukannya. Kita harus bersiap! Mereka sudah hampir menguasai seluruh pelosok dunia; mulai dari daerah-daerah terpencil hingga kota-kota besar. Para penghuni dunia—manusia— tidak ada yang ingin menghindari atau melawannya, malah hampir dari sebagian mereka—para manusia— berkawan akrab dengannya.

Sang penghancur begitu mempesona. Sering kali ia datang sebagai sosok pria tampan, wanita cantik, bahkan tak jarang pula ia datang dengan sosok seorang tua nan bijak. Dengan strategi seperti itulah setiap kehancuran yang di lakukannya tidak pernah disadari oleh para manusia. Mereka semua dibuat lupa bahkan tidak perduli pada kehancuran yang sedang mereka alami. Besarnya buaian kenikmatan dan keindahan yang diberikan oleh sang penghancur telah membuat manusia lupa bahwa mereka sedang berada di ujung tanduk kebinasaan.
Setiap darah manusia yang ditumpahkan oleh sang penghancur di anggap sebagai suatu keadilan, dan itu harus dilanjutkan serta diperjuangkan. Ia pun tak hanya berhenti di situ, banyak ideologi-ideologi baru yang dimunculkan sebagai cara untuk meruncingkan sebuah perbedaan; yang tujuan akhirnya adalah kesesatan—sesat-menyesatkan.
Melihat keadaan seperti ini maka para musafir pun menjadi sedih, beban yang mereka pikul semakin berat, dan perjalanannya pun semakin sulit untuk ditempuh. Mereka—musafir— bagaikan berjalan sendiri di tengah gemuruh badai pasir tanpa ada perlindungan.
***
Adalah dia yang tersembunyi, bukan berarti sengaja bersembunyi. Dia adalah raja terakhir dunia yang di tampilkan oleh Sang Penguasa untuk menandingi sang penghancur.  Derajatnya begitu tinggi dikalangan manusia yang hidup pada zamannya sehingga jarang sekali orang yang menyadarinya. Mungkin hanya ada segelintir orang yang menyadarinya, itu pun bisa dihitung dengan jari, selebihnya tidak! 
***
Bukan perkara mudah ketika dia dinobatkan menjadi pemimpin dunia. Pasalnya, saat itu semua penguasa dari berbagai penjuru dunia tidak ada yang sanggup dan tidak ada yang mau menduduki jabatan itu. Mereka semua beralasan bahwa dunia yang sekarang mereka tempati itu sudah tidak bisa dipertahankan lagi, para manusia yang ada di dalamnya semakin hari semakin tidak karuan. Selain itu, mereka juga beralasan bahwa zaman itu merupakan zaman yang paling kritis dan merupakan akhir dari segala cipta.
Ketika terpilih sebagai raja, dia sempat menolak tapi tidak bisa. Keputusan sudah bulat dan tak bisa ditawar-tawar lagi; namanya telah tercantum dalam sebuah buku besar. Suka tidak suka, siap tidak siap dia harus menjadi pemimpin kekuasaan tertinggi. Tugasnya hanya satu: menyadarkan manusia agar cepat-cepat lari kembali kepada Tuhan tanpa pandang bulu, agama, ras, dan budaya.
Meski dia telah menjabat sebagai raja dunia, kehidupannya tetap saja sederhana. Tak ada kemewahan sedikitpun yang melekat padanya seperti raja-raja dunia lainnya. Dia adalah raja tanpa mahkota emas dan berlian. Dia adalah raja yang menanggung beban semua manusia, hatinya tak pernah terputus dari segala puja-puji, matanya selalu terjaga dari setiap hal yang terjadi, kupingnya tak pernah bosan mendengar segala rintihan, dan bibirnya tak pernah letih untuk menyampaikan kebenaran.
Hari-harinya di habiskan untuk memikirkan kehidupan para manusia menuju kesadaran yang paling tinggi. Tak pernah sekalipun terbersit dalam hatinya untuk mencari keuntungan pribadi. Segala daya dan upaya di curahkan agar para manusia cepat-cepat berlari kepada Tuhan Sang Pencipta, juga agar para manusia cepat tebebas dari belenggu sang penghancur.
Karna beratnya tugas yang di emban itu maka dia pun tak banyak bicara, apalagi tertawa. Pernah suatu ketika dirinya terbaring lemah tak berdaya karena kurang makan dan tidur hanya untuk memikirkan nasib yang menimpa kaumnya yang semakin hari semakin bertambah mesra dengan sang penghancur. Segala daya upaya dikerahkan agar kaumnya dapat terbebas dari jeratan sang penghancur; hingga akhirnya dia menemukan satu formula yang sangat jitu untuk menghadapi bahaya sang penghancur. Formula itu dia beri nama dengan “mujahadah.
Mujahadah berarti kesungguhan; kesungguhan dalam menata hati agar menjadi jernih, dengan bermujahadah dia berharap kaumnya akan dapat terbebas dari jeratan sang penghancur. Lalu dengan bermujahadah maka mata, hati, dan fikiran kaumnya akan terbuka dan dapat melihat suatu hal yang terhampar di dunia ini dengan utuh tanpa terpotong-potong. Dia berharap dengan begitu dapat mempersempit ruang gerak sang penghancur, bahkan hal itu akan menghancurkan sang penghancur.
***
Para musafir dan penempuh jalan masih berputar di jalan yang itu-itu saja. Mereka para penempuh jalan; tapi tidak tahu dengan pasti jalan mana yang akan mereka tempuh. Mereka begitu bimbang! Sering kali diantara mereka ada yang berputus asa hingga mencari-cari kematian –dengan begitu mereka akan cepat terbebas dari belenggu dunia— lalu tak jarang pula sebagian dari mereka tersesat masuk ke jalan yang di bangun oleh sang penghancur; sehingga membuat para musafir merasa mampu, bisa, sombong, dan mulia karena mereka memiliki keramat-keramat yang luar biasa.
Sang raja pun begitu sedih melihat apa yang telah menimpa para musafir. Dia lalu mengadakan pertemuan dengan para mentri-mentrinya untuk membahas masalah yang sedang terjadi. Pertemuan itu berlangsung agak lama, karena ada beberapa diantara para mentri-mentrinya kurang sependapat dengan keputusan sang raja yang ingin menyeragamkan kaumnya dalam satu jalan yang sama tanpa pandang bulu.
Tuan, keputusan itu tidak masuk akal, karna akan mengubah ketetapan alam. Kata salah seorang menterinya. Ada baiknya jika Tuan menimbang kembali keputusan itu. “Aku telah memikirkannya dengan matang, keputusanku itu tidak akan mengubah ketetapan alam. Kau tenang saja, biarkan alam yang memilihnya; mau ikut berjalan bersamaku atau tidak.” Mendengar jawaban seperti itu para menteri tidak ada yang berani berkomentar, mereka semua diam, tanda setuju.
Lalu, sang raja pun memutuskan kepada para menterinya untuk mengumumkan kabar gembira kepada seluruh musafir di seluruh pelosok dunia; bahwa jalan yang baru telah selesai dibangun; bagi mereka yang ingin cepat sampai di tujuan di harapkan untuk mengikuti jalan yang telah dibangunnya itu.

Komentar

Postingan Populer